Indeks saham di Asia akhir pekan lalu turun seiring meningkatnya volatilitas dipicu oleh keputusan mengejutkan bank sentral Swiss untuk menghapus batas atas nilai tukar mata uang Swiss Franc terhadap Euro sehingga menambah kegelisahan pasar yang sebelumnya sudah terganggu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan guncangan di pasar komoditas.

Indeks saham di Shanghai bergerak berlawanan arah dengan indeks regional di dorong oleh pengumuman bank sentral (PBoC) bahwa kuota penerusan (channeling) kredit perbankan akan ditambah menjadi $8.1 miliar demi mendukung pelaku usaha kecil dan sektor agrikultur.

Tetapi ruang kenaikan dibatasi oleh data yang memperlihatkan Investasi Langsung Asing atau Foreign Direct Investment (FDI) tahun 2014 Tiongkok tumbuh dengan laju paling lambat dalam 2 tahun, tanda ekonomi sedang mendingin. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 40.3 poin (-0.78%) ke level 5148.4 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 menciut 7.3 poin (-0.82%) ke level 886.3. Secara mingguan, IHSG dan LQ-45 masing masing jatuh 68.3 poin (-1.31%) dan 12.5 poin (-1.39%). Investor asing jumat lalu menarik IDR953.7 miliar keluar dari pasar saham domestik, memperbesar total Net Sell asing minggu lalu menjadi IDR2,01 triliun.

Mayoritas indeks saham di Eropa menguat, dengan DAX mencatatkan level penutupan tertinggi dalam sejarah. Keputusan mengejutkan dari bank sentral Swiss minggu lalu akhirnya dipandang oleh pelaku pasar sebagai sinyal tambahan bahwa bank sentral Eropa (ECB) pada pertemuannya minggu ini akan memutuskan untuk memborong obligasi Pemerintah, yang juga akan mendongkrak harga saham.

Sentimen positif juga datang dari data yang memperlihatkan ekonomi Jerman yang tumbuh 1.4% di tahun 2014 setelah hanya tumbuh 0.1% di tahun sebelumnya.

Indeks saham di Wall Street menguat seiring membaiknya tingkat kepercayaan investor setelah harga minyak mentah dunia rally dan pasar valuta asing kembali tenang. Indeks menghentikan penurunan selama 5 hari perdagangan beruntun, namun memperpanjang trend penurunan menjadi 4 minggu beruntun.

IHSG diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup naik akhir pekan lalu. Minyak kembali rebound menyusul pengumuman International Energy Agency yang menurunkan proyeksi pasokan dari luar negara OPEC, dan laporan berkurangnya aktivitas pengeboran yang dilakukan perusahaan AS. Pasar Asia dibuka naik pagi ini, Investor masih menunggu rilis data GDP yoy China yang diprediksi turun 0.1% menjadi 7.2%. Dari dalam negeri, BI memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode akhir 2014 mengalami penurunan di 4.9% yoy dikarenakan serapan belanja pemerintah terkontrkasi ke bawah pada triwulan IV. Harga bahan bakar premium hari ini diturunkan seribu rupiah menjadi Rp 6.600/liter dan diharapkan akan menurunkan harga-harga barang lainnya.

Secara teknikal IHSG break out support dinding bawah dari falling wadge dengan demikian potensi pelemah cukup besar hingga 5072. Indikator Stochastic bergerak melemah hingga mulai memasuki area overbought dan Indikator MACD pun histogramnya terus melanjutkan pelemahan dengan Signal line yang bearish. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung kembali tertahan hingga melemah dengan range pergerakan 5115-5160.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top