Indeks saham di Asia turun seiring menguatnya nilai tukar USD sehingga memicu aksi jual di pasar komoditas dan karena ketidakpastian politik di Yunani membuat investor enggan mengambil risiko pada hari perdagangan terakhir di tahun 2014.

Aktifitas perdagangan cukup sepi menjelang libur Tahun Baru dengan mayoritas pelaku pasar sudah menutup posisinya.

Indeks Nikkei 225 turun 1.6% namun tumbuh 7.1% di tahun 2014. pasar saham di Jepang tutup mulai dari hari Rabu sampai hari Jumat dan buka kembali pada hari Senin.

Sementara itu, di tahun 2014 indeks Hang Seng, KOSPI dan ASX 200 masing masing mencatatkan pertumbuhan 0.84%, -4.8% dan 1.20%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup tahun 2014 dengan naik 48.6 poin (0.94%) ke level 5226.9 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 menguat 5.8 poin (0.65%) ke level 898.6. Di tahun 2014, IHSG dan LQ-45 masing masing mencatatkan pertumbuhan 22.3% dan 26.4%. Investor asing pada tahun 2014 menbukukan total Net Buy sebesar IDR42,6 triliun.

Indeks saham di Eropa juga menutup tahun 2014 dengan mencatatkan kenaikan meskipun kinerja tahunan sejumlah indeks saham utama tidak memuaskan. Selama tahun 2014, indeks DAX tumbuh 2.7% sementara CAC 40 turun 0.5% setelah tumbuh positif 2 tahun beruntun. FTSE 100 turun 2.7%, penurunan tahunan pertama sejak 2011.

Indeks saham di Eropa lainnya yang juga mencatatkan kinerja buruk adalah Athex Composite Yunani (-29%), PSI 20 Portugal (-26.8%) dan MICEX Rusia (-7.1%).

Indeks saham utama di Wall Street mengakhiri tahun yang spektakuler bagi pasar saham AS dengan melemah. Indeks DJIA gagal ditutup di atas level 18,000 setelah minggu lalu menembus level tersebut untuk pertama kali dalam sejarah.

Meskipun demikian, DJIA berhasil mencatatkan pertumbuhan selama 6 tahun beruntun, di mulai dari akhir periode Bearish 2008-2009. S&P 500 tumbuh 11.4% tahun lalu, memperpanjang kenaikan menjadi 6 tahun beruntun dan memberi kenaikan  hampir 64% dalam 3 tahun terakhir.

IHSG diprediksi akan bergerak menguat tebatas pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup mix di akhir perdagangan 2014. AS membuka jalan untuk melakukan ekspor minyak mentah sehingga dapat meningkatkan neraca dagangnya. Gejolak pemilu di Yunani membuat ketidakpastian atas prospek politik di negara tersebut serta integritas blok ekonomi zona Euro. Pasar Asia dibuka mix pagi ini. Investor memprediksi pelonggaran moneter akan dipercepat di China untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut setelah data manufaktur yang keluar menunjukkan kontraksi. Dari dalam negeri, penurunan BBM bersubsidi di awal tahun diprediksi hanya berdampak positif ke APBN, namun tidak akan banyak berdampak pada membaiknya neraca transaksi berjalan karena secara impor migas turun tetapi volume tidak turun. BPS akan merilis data inflasi desember 2014 yang diperkirakan ke level 0.64% MoM dibandingkan sebelumnya di 1.5% MoM. Dan juga data neraca perdagangan yang diperkirakan defisit US$ 0.3 miliar dibandingkan sebelumnya surplus di US$ 0.02 miliar.

Secara teknikal IHSG berhasil break out resistance level di level 5200. Indikator Stochastic bergerak mencapai area overbought dengan kejenuhan yang cukup tinggi sehingga menahan laju penguatan IHSG diawal tahun 2015 nanti. Momentum RSI dan CCI bergerak menanjak dan mulai memasuki area overbought osilator. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dengan range 5175-5250. Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain AKRA, BMTR, BTPN, EXCL, INCO, MAPI, SMCB.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top