Dengan pengecualian indeks saham di Shanghai dan Seoul, mayoritas indeks saham di Asia naik setelah indeks saham di AS mencatatkan kenaikan harian terbesar untuk tahun ini karena Federal Reserve terlihat mempunyai kepercayaan yang besar atas ekonomi AS dan berjanji untuk bersikap sabar dalam menarik stimulus moneter.

Harga rumah di Tiongkok di bulan November mencatatkan penurunan selama 3 bulan beruntun, membangkitkan spekulasi bahwa Pemerintah akan mengambil langkah kebijakan untuk menghindari perlambatan ekonomi yang tajam. Harga rumah baru turun 3.7% (YoY) di bulan November setelah turun 2.6% (YoY) di bulan Oktober.

Sementara itu, Bank Of Japan (BOJ) memulai pertemuan kebijakannya kemarin dan hari ini akan merilis keputusan kebijakan yang terakhir untuk tahun ini. BOJ diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter dan menawarkan  pandangan ekonomi yang sedikit optimis di dorong oleh beberapa sinyal pemulihan dari resesi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lompat 77.7 poin (1.54%) ke level 5113.3 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 terbang 16.6 poin (1.92%) ke level 881.4. Namun investor asing menarik IDR808.6 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa menguat tajam, di mana kenaikan terjadi di semua sektor setelah Federal Reserve memberi indikasi tidak akan terburu buru menaikkan suku bunga, satu sikap yang memicu lonjakan intraday pada harga minyak mentah dunia yang kemudian diikuti oleh kenaikan harga saham di sektor energi.

Data Ifo Business Sentiment Index Jerman naik ke level 105.5 di bulan Desember di dorong oleh penurunan harga minyak mentah dunia dan pelemahan nilai tukar mata uang Euro.

Indeks saham utama di Wall Street rally, dengan DJIA naik lebih dari 400 poin untuk pertama kali dalam 3 tahun karena investor menyambut gembira janji Federal Reserve untuk bersikap sabar dalam menaikkan suku bunga.

Data Initial Jobless Claims turun 6,000 menjadi 289,000 minggu lalu, terendah sejak awal November.

IHSG diprediksi akan kembali bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup naik, ketua Fed Janet Yellen menjamin harga minyak yang melemah tajam adalah positif bagi perekonomian dan dampak ekonomi dari krisis Rusia kemungkinan akan terbatas. Data ekonomi AS juga postif dimana tingkat penganguran berkurang, dan Indeks ekonomi utama Conference Board tumbuh kuat pada bulan November melebihi estimasi. Pasar Asia dibuka mixed pagi ini. Pemerintah Rusia mengambil langkah darurat dengan mengucurkan stimulus hingga US$7 miliar demi menopang Rubel dan menghindarkan Rusia dari krisis keuangan. Harga properti di China mulai stabil. Jepang berencana menggelontorkan dana 3.4-3.5 triliun yen. Dari dalam negeri, kombinasi dari keputusan The Fed dan intervensi BI membuat Rupiah masih melanjutkan penguatan. Skema subsidi BBM akan diterapkan mulai Januari 2015 untuk mengurangi resiko fiskal dari fluktuasi nilai tukar Rupiah dan harga minyak. Namun, sentimen negatif datang dari IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan menjadi 5.1% dari semula 5.8%, sekaligus menjadi proyeksi paling pesimis di antara lembaga internasional lainnya.

Secara teknikal IHSG berhasil kembali pada bullish trend jangka panjang dan menutup gap down yang terbentuk awal minggu ini. Indikator Stochastic bergerak golden-cross pada area oversold dengan Momentum RSI dan CCI yang mulai menanjak menuju area jenuh beli. Indikator MACD terlihat penguatan pada histogram meskipun MACD line masih bergerak bearish sehingga mengindikasi penguatan yang terbatas untuk IHSG. Diprediksikan IHSG akan bergerak kembali menguat terbatas dengan range 5050-5135.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top