Indeks saham di Asia ditutup beragam (mixed), mengabaikan pelemahan harga minyak mentah dunia dan krisis finansial di Rusia. Investor memburu obligasi dengan rating tinggi sambil menunggu hasil keputusan pertemuan Federal Reserve.

Imbal hasil (yield) surat utang Inggris, Jerman dan Jepang mencapai rekor terendah sementara yield surat utang AS bertenor panjang dan Australia menyentuh tingkat terendah sejak 2012.

Federal Reserve tampak masih bersemangat ingin menaikkan suku bunga pada pertengahan 2015. namun dengan inflasi masih jauh di bawah target 2% dan seiring jatuhnya harga minyak, investor meyakini kenaikan suku bunga akan menambah tekanan disinflasi pada ekonomi AS.
.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 9.6 poin (0.19%) ke level 5035.6 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 maju 2.7 poin (0.31%) ke level 864.8. Investor asing menarik IDR54.5 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa menguat seiring dengan mengecilnya penurunan saham perbankan yang mempunyai eksposure besar terhadap Rusia dan reboundnya saham energi setelah harga minyak mentah dunia sedikit menguat.

Penguatan harga minyak ini terjadi setelah data dari Energy Information Administration (EIA) memperlihatkan penurunan pada cadangan strategis minyak mentah di AS.

Indeks saham utama di Wall Street melonjak, dengan DJIA dan S&P 500 mencatatkan kenaikan terbesar tahun ini karena investor menyambut baik rally saham sektor energi dan janji Federal Reserve untuk bersikap sabar dalam menaikkan suku bunga.

Dalam pernyataan kebijakannya, Federal Reserve mencantumkan bahasa yang mengindikasikan bank sentral siap menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun depan, namun akan bersikap sabar sambil membuka jalan menuju kebijakan moneter yang lebih ketat.

Inflasi AS turun 0.3% bulan lalu, terbesar sejak Desember 2008 di dorong oleh pelemahan harga minyak mentah dunia. Inflasi inti tumbuh 0.1% bulan lalu.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup naik setelah pernyataan The Fed bahwa kenaikan suku bunga akan ditunda sampai April 2015. Sementara itu, FOMC memproyeksikan tingkat pengangguran AS pada tahun depan di level 5.6%, sedikit mengalami peningkatan dari proyeksi sebelumnya pada 5.2%, sedangkan inflasi 2015 diproyeksikan 1.0-1.6%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 1.6-1.9%. Pasar Asia dibuka mixed. Pasar Rusia kembali naik setelah pemerintah negara itu menjual dolar AS dan bank sentral mengatakan akan membantu perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang mata uang asing. Defisit perdagangan Jepang menyusut dan ekspor Jepang naik 4.9% namun jauh di bawah estimasi pada 7%. Dari dalam negeri, Rupiah kembali menguat setelah otoritas moneter melancarkan intervensi di pasar SBN dan valas. ADB kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 menjadi 5.6% dari 5.8%. Utang luar negeri RI naik 10.7%, lebih lambat dari bulan sebelumnya 11.2%.

Secara teknikal IHSG rebound setelah mencapai target pelemahan dan membentuk pola candlestick bullish harami dengan volume perdagangan yang cukup tinggi serta indikasi pembalikan arah pergerakan. Indikator stochastic telah mencapai area jenuh jual dengan potensi golden-cross dan Momentum RSI yang terkonsolidasi berindikasi reversal momentum. Namun Indikator MACD masih memberikan signal bearish yang dengan Histogram berada pada titik negatif tertinggi. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dengan range 5000-5072.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top