Indeks saham di Asia memperkecil penurunan karena investor mengkhawatirkan jatuhnya harga minyak mentah dunia. Pelemahan data manufaktur Jepang dan insiden penyanderaan di Sydney juga turut mengikis sentimen investor.

Menurut data Tankan Survey yang dirilis kemarin, sentimen di antara perusahaan besar manufaktur Jepang memburuk di Kuartal IV 2014, menggaris-bawahi pesimisme terhadap ekonomi Jepang.

Tankan Large Manufacturing Index turun satu poin dari kuartal sebelumnya menjadi +12, lebih rendah dari ekspektasi +13. Ke depan, outlook bagi perusahaan raksasa manufaktur di Kuartal I 2015 berada di +9, lebih buruk dari ekspektasi +14.

Data Wholesale Inflation India turun selama 6 bulan beruntun di bulan November. Secara tahunan (YoY) Wholesale Inflation tidak mencatatkan pertumbuhan (flat) dan meleset dari estimasi pertumbuhan 1.41% (YoY).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 52 poin (-1.01%) ke level 5108.4 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 juga turun 1.0% atau 8.9 poin (0.17%) ke level 879.1. Investor asing menarik IDR828.1 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa turun tajam, dengan saham di sektor energi kembali berakhir di zona negatif seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia sementara indeks saham dan mata uang Ruble Rusia juga turun tajam akibat memburuknya prospek ekonomi negara itu.

Bank sentral Rusia mengumumkan akan menaikkan suku bunga menjadi 17%, efektif mulai hari Selasa dengan alasan semakin parahnya devaluasi mata uang Ruble dan risiko inflasi. Padahal bank sentral Rusia baru saja menaikkan suku bunga ke tingkat 10.5% minggu lalu untuk melindungi mata uang Ruble dari arus keluar modal asing.

Indeks saham utama di Wall Street turun karena pelemahan harga minyak mentah dunia kembali mengikis tingkat kepercayaan (confidence) investor. Dari sisi ekonomi, data Industrial Production bulan November AS tumbuh 1.1%, terbesar dalam 9 bulan sementara Empire State Manufacturing Survey turun ke level -3.58 di bulan Desember dari level 10.16.

IHSG diprediksi akan bergerak melemah pada perdagangan hari jni. Pasar Amerika dan Eropa ditutup turun, masih dibayangi penurunan harga minyak, meskipun Bank sentral AS Federal Reserve menyatakan data produksi industrial dan korporasi menguat, namun Industri Manufaktur di wilayah New York menurun. Pasar Asia dibuka turun pagi ini, dipengaruhi oleh data ekonomi Jepang dimana sentimen bisnis di negara tersebut memburuk untuk kuartal keempat. China memangkas proyeksi pertumbuhan menjadi 7.1% dari 7.4%. Dari dalam negeri, Rupiah terdepresiasi terdalam akibat penarikan dana pasar obligasi pemerintah. BI memutuskan masuk ke pasar utang dan valuta asing. Melemahnya rupiah juga membuat asing keluar dari Bursa Efek Indonesia. Risiko inflasi tahun depan masih tinggi, namun BI optimis ekonomi akan tumbuh 5,4 - 5,8%.

Secara teknikal IHSG gap down terlihat mengkonfirmasi pergerakan pull back pada resistance MA7dan break out dengan support Ma25 serta lower bollinger band. Pelemahan ini akan menguji target pertama dari pila bearish garley harmonic pattern dilevel 5085 yang juga sekaligus merupakan support bullish trend jangka panjang. Indikator Stochastic kembali terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan Momentum RSI dan CCI yang masih bergerak melemah menuju area oversold. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung kembali tertekan menguji support bullish trend jangka panjang dengan range pergerakan 5070-5120.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top