Mayoritas indeks saham di Asia menguat meskipun data ekonomi dari Tiongkok dan Jepang mengikis sentimen positif yang berasal dari data Non-Farm Payrolls AS.

Indikator ekonomi yang di rilis kemarin memperlihatkan kinerja perdagangan Tiongkok lebih lemah dari perkiraan sementara ekonomi Jepang di Kuartal III menyusut lebih besar dari yang dilaporkan sebelumnya.

Ekspor Tiongkok tumbuh 4.7% (YoY) di bulan November, jauh lebih lambat dari pertumbuhan 11.6% (YoY) di bulan Oktober dan di bawah ekspektasi kenaikan 8.2%. Impor turun 6.7% (YoY) di bulan November, jauh dibawah peningkatan 4.6% (YoY) di bulan Oktober dan di bawah ekspektasi peningkatan 3.9%.

Ini membuat surplus neraca perdagangan Tiongkok menjadi $54.5 miliar, melebihi ekspektasi surplus $43.5 miliar.

Ekonomi Jepang menyusut 1.9% (YoY) di Kuartal III, lebih buruk dari ekspektasi kontraksi 0.5% (YoY) dan lebih besar dari kontraksi 1.6% (YoY) yang dilaporkan bulan lalu. Secara kuartalan, ekonomi Jepang kontraksi 0.5%, dibanding dengan perhitungan awal kontraksi 0.4%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan 44 poin (-0.85%) ke level 5144 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 mundur 9.5 poin (-1.06%) ke level 884.3. Investor asing menarik IDR391.8 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa turun, didorong oleh  data ekonomi Tiongkok dan Jepang serta komentar suram dari salah satu anggota Dewan Gubernur ECB bahwa zona Euro sedang menderita pelemahan ekonomi yang masif.

Data Industrial Production bulan Oktober Jerman ekspansi lebih lambat, membangkitkan kekhawatiran atas pertumbuhan Kuartal IV pada ekonomi terbesar di Eropa.

Indeks saham utama di Wall Street mencatatkan penurunan terparah dalam 7 bulan dipicu aksi jual yang agresif atas saham sektor energi seiring anjloknya harga minyak ke level $63 per barel, terendah sejak Juli 2009.

IHSG diprediksi akan bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup turun setelah rally selama beberapa pekan, tidak ada sentimen yang mendorong bursa untuk tetap bertahan di puncaknya. Pasar Asia dibuka mixed pagi ini, perdagangan China tercatat surplus dan ekspor China meningkat meskipun masih dibawah estimasi. Jepang masuk resesi setelah data PDB mengalami kontraksi 1.7%. Dari dalam negeri, sentimen cenderung negatif, di mana Bank dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi indonesia 2014 di kisaran 5.1% dari sebelumnya 5.2%, dan tahun 2015 dari 5.6% jadi 5.2%. Defisit anggaran sedikit tertolong karena pelemahan harga minyak, namun pelambatan ekonomi indonesia menyebabkan penerimaan negara ikut melambat.

Secara teknikal IHSG Membentuk pola bearish engulfing setelah berhasil mengkonfirmasikan pola shooting star yang terbentuk kemarin dengan break out support MA7. IHSG sedang menuju support selanjutnya pada level 5100 yang merupakan support MA25 dan lower bollinger band. Indikator stochastic bergerak cenderung bearish sejak pertengahan minggu lalu dari area overbought dengan Momentum RSI dan CCI yang telah break out dengan momentum 14 hari yang menandakan IHSG telah bergerak pada bearish momentum. Sehingga diprediksikan IHSG masih akan bergerak cenderung tertekan dengan range pergerakan 5085-5165.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top