Indeks saham di Asia ditutup beragam (mixed) menyusul pelemahan data ekonomi dan seiring semakin anjloknya harga minyak mentah dunia.

Serangkaian rilis data ekonomi hari Jumat lalu memperlihatkan potret ekonomi Jepang yang kurang jelas, indikasi prospek ke depan yang penuh tantangan bagi ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Inflasi inti tumbuh 2.9% (YoY), sejalan dengan estimasi dan lebih rendah dari inflasi bulan September yang sebesar 3% (YoY). Namun, jika di sesuaikan dengan kenaikan pajak penjualan yang mulai efektif di Kuartal II, inflasi ini hanya tumbuh 0.9% (YoY), lebih rendah dari inflasi bulan September, 1% (YoY) dan jauh di bawah target 2% yang ingin di capai Bank Of Japan pada April 2015.

Industrial Production Jepang tumbuh 0.2% di bulan Oktober dari bulan sebelumnya, lebih baik dari ekspektasi penurunan 0.6% namun turun dari kenaikan 2.7% di bulan September. Penjualan Ritel tumbuh 1.4% (YoY), lebih baik dari ekspektasi 1.2% namun lebih lambat dari pertumbuhan 2.3% di bulan September.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 4.6 poin (0.09%) ke level 5149.9 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 turun 0.5 poin (0.06%) dan bertahan di level 886. Secara bulanan, IHSG dan LQ-45 di bulan November masing masing menguat 60.3 poin (1.19%) dan 18.3 poin (2.11%). Investor asing Jumat lalu mencatatkan Net Buy IDR28.7 miliar, memperbesar total Net Buy asing minggu lalu menjadi IDR1,37 triliun.

Indeks saham di Eropa ditutup datar (flat), meskipun saham raksasa minyak turun tajam setelah OPEC memutuskan untuk tidak memangkas target produksi.

Inflasi zona Euro kembali turun di bulan November, mengerek ekspektasi ECB akan meluncurkan stimulus baru untuk menopang pertumbuhan. Inflasi tumbuh 0.3% (YoY).

Indeks saham utama di Wall Street berakhir mixed ditengah anjloknya harga minyak mentah dunia menyusul pengumuman OPEC bahwa produksi tidak akan dikurangi.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung menguat pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa sebagian besar ditutup turun pada akhir pekan lalu, seiring keputusan OPEC untuk tidak mengubah target produksi, sehingga menekan harga minyak mentah dunia. Pasar Asia dibuka mixed pagi ini, yang juga dipengaruhi oleh tertekannya harga minyak mentah, serta industri manufaktur Korea Selatan yang melemah. Rendahnya inflasi Jepang membuat investor kini menunggu percepatan stimulus di negara tersebut. Dari dalam negeri, sejumlah data makro akan dirilis hari ini, seperti inflasi dan neraca perdagangan. Inflasi yoy diprediksi naik dari 4,83% menjadi 6,12%. Sedangkan neraca perdagangan diprediksi masih negatif namun menurun dari -$270juta menjadi -$61juta.

Sedangkan secara teknikal, IHSG kembali terkonsolidasi pada area upper bollinger band dan kembali tertahan oleh support MA7. Indikator stochastic bergerak terkonsolidasi pada area overbought dengan momentum RSI yang cenderung flat. Indikator ADX terlihat adanya penyempitan peluang trend bullish. Diprediksikan IHSG akan bergerak kembali mixed cenderung tertahan diwarnai aksi profit taking dengan range pergerakan 5107-5160.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top