Indeks saham di Asia berakhir beragam (mixed), diterpa oleh berita tak terduga bahwa Jepang kembali masuk ke dalam jurang resesi dan seiring dengan peluncuran konektifitas perdagangan antara pasar saham di China dan di Hong Kong.

Setelah menyusut 7.3% (YOY) di Kuartal II, ekonomi Jepang kontraksi 1.6% (YOY) di Kuartal III, berlawanan dengan ekspektasi pertumbuhan 2.1%, sehingga mengembalikan Jepang ke dalam resesi dan membuat prospek pemulihan ekonomi global menjadi lebih suram.

Situasi ini juga memperbesar kemungkinan PM Shinzo Abe untuk menunda implementasi kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan pada bulan Oktober 2015.

Penundaan kenaikan pajak akan memperlambat usaha menurunkan tingkat utang Pemerintah Jepang, terbesar di antara negara maju, sebuah komitmen yang dibuat oleh PM Abe ketika dilantik pada Desember 2012.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 4.5 poin (0.09%) ke level 5053.9 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 maju 1.7 poin (0.20%) ke level 867.2. Investor asing mencatatkan Net Buy IDR441.3 miliar.

Indeks saham di Eropa menguat setelah Presiden bank sentral Eropa (ECB) Mario Draghi dalam pidatonya di depan parlemen Eropa menegaskan kembali bahwa ECB bersedia mengambil langkah lebih lanjut untuk menstimulasi ekonomi zona Euro, jika diperlukan, termasuk dengan membeli Surat Utang Negara zona euro.

Draghi juga menegaskan bahwa Pemerintah negara anggota zona Euro wajib melakukan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indeks saham utama di Wall Street bergerak datar namun berakhir menguat tipis, dengan indeks S&P 500 mencatatkan rekor penutupan tertinggi yang ke 42 untuk tahun ini, karena komentar Presiden ECB Mario Draghi membantu mengimbangi data yang secara tak terduga memperlihatkan ekonomi Jepang berada dalam resesi.

Data Industrial Production AS turun 0.1% di bulan Oktober, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 0.2%.

IHSG diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Pasar Eropa dan Amerika ditutup naik, setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menyatakan komitmennya untuk menyalurkan instrumen bantuan ke pasar terutama dalam menghadapi outlook perekonomian dunia yang kian melambat. Sedangkan bursa Asia dibuka menguat pagi ini karena terdorong kebijakan PM Jepang Shinzo Abe untuk menunda menaikkan pajak penjualan, menambah stimulus dan mempercepat pemilu. Sedangkan dari dalam negeri, sentimen dipengaruhi oleh pengumuman kenaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp2.000/liter oleh Presiden Jokowi per 18 November 2014. Hal ini diprediksi membawa dampak positif bagi IHSG dalam jangka panjang, namun berpotensi membuat inflasi naik menjadi sekitar 2%, sehingga inflasi akhir tahun 2014 diprediksi akan mencapai 7,3%. Saham-saham dari sektor transportasi dan multifinance diprediksi akan mengalami pelemahan karena dampak kenaikkan BBM.

Sedangkan secara teknikal, IHSG kembli tertahan pada level resistance bearish trend jangka menengah dan resistance MA50. Indikator stochastic pun berindikasi akan terjadi dead-cross pada area overbought meskipun momentum dari RSI dan CCI yang flat belum menentukan arah pergerakan. Diprediksikan IHSG akan bergerak pulls back dengan resistance hingga melemah dengan range 5025-5100.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top