Indeks saham di Asia berakhir beragam (mixed) dihadapan data ekonomi China yang mendingin dengan kinerja indeks Nikkei 225 terus mengalahkan kinerja indeks regional didorong oleh spekulasi penundaan kenaikan pajak penjualan dan percepatan Pemilu.

China merilis sejumlah data ekonomi bulan Oktober pada Selasa siang. Industrial Production tumbuh 7.7% (YOY), dibawah ekspektasi kenaikan 8%. Retail Sales meningkat 11.5% (YOY), sedikit di bawah estimasi 11.6%. Fixed Asset Investment untuk periode Januari-Oktober bertambah 15.9%, sejalan dengan ekspektasi.

Data Core Machinery Orders, indikator dari belanja modal oleh korporasi, tumbuh selama 4 bulan beruntun. Di bulan September. Core Machinery Orders tumbuh 2.5% dari bulan sebelumnya, lebih baik dari ekspektasi penurunan 1.9% namun lebih lambat dari pertumbuhan 4.2% di bulan Agustus. Secara tahunan (Year-On-Year), Core Machinery Orders tumbuh 7.3%, jauh lebih baik dari ekspektasi penurunan 1.3%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup hampir tidak berubah, hanya turun 0.2 poin dan bertahan di level 5048. Sebaliknya, indeks saham Blue Chip LQ-45 naik tipis 1.4 poin (0.16%) ke level 864.6. Investor asing mencatatkan Net Buy IDR149.7 miliar.

Indeks saham di Eropa berakhir dengan kenaikan yang solid meskipun saham migas berada dibawah tekanan seiring dengan berlanjutnya penurunan harga minyak mentah dunia.

Harga minyak semakin melenah setelah Menteri ESDM Saudi Arabia Ali al-Naimi mengatakan pasar minyak internasional dan kebijakan perminyakan Saudi telah menjadi korban dari spekulasi liar dan tidak berdasar dalam beberapa pekan terakhir ini serta memastikan kebijakan Arab Saudi belum berubah dan akan tetap sama.

Indeks saham utama di Wall Street menguat tipis. Namun tekanan jual atas saham sektor energi yang dipicu oleh kejatuhan harga minyak mentah dunia, menekan kinerja S&P 500 dan mengimbangi sentimen positif yang datang dari laporan keuangan Wal-Mart, perusahaan ritel terbesar di dunia dan data Initial Jobless Claims.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Sentimen negatif datang dari seputar isu kenaikkan BBM yang masih simpang siur. Meskipun demikian, pasar Eropa dan Amerika ditutup naik kemarin. Optimisme investor global dipengaruhi oleh data Jobless Claim Amerika yang menunjukkan angka terendah dalam 14 tahun terakhir, dan laporan penjualan Walmart sebagai retailer terbesar di negeri tersebut yang menunjukkan hasil yang diatas estimasi. Akhir pekan ini, investor masih akan menantikan data Retail Sales dari Amerika. Dari dalam negeri, setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga pada 7,5%, investor kini sedang menantikan angka neraca perdagangan yang diperkirakan masih menipis, mencapai 3,07% dari GDP. Sementara itu, Dewan Pengupahan DKI Jakarta telah menghasilkan rekomendasi UMP Jakarta 2015 dan diprediksi akan naik 10,34% yoy menjadi Rp 2.693.764,40.

Secara teknikal IHsG bergerak terkonsolidasi terlihat tidak mampu break out resistance bearish trend. Indikator Stochastic melesat cepat mendekati overbought dengan momentum RSI dan CCI yang mulai terlihat menjenuh terkondolidasi diarea moderate. Sehingga diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung melemah menguji support MA25 dan menguji resistance Bearish trend line dengan range pergerakan 5025-5077.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top