Indeks saham di Asia berakhir mixed, dengan indeks Nikkei 225 naik ke level tertinggi dalam 6 tahun dan Shanghai Composite Index naik ke level tertinggi sejak Agustus 2011 di dorong spekulasi suku bunga akan kembali dipangkas.

Minyak menjadi fokus pelaku pasar di Asia, dengan harga minyak mentah jenis Brent berada di bawah $80 per barel menjelang pertemuan negara negara anggota pengekspor minyak (OPEC) pada hari Kamis.

Rusia, yang memerlukan harga minyak yang tinggi untuk menopang ekonominya, berusaha membujuk OPEC untuk menurunkan produksi, indikasi bahwa Rusia sendiri pun akan mengurangi produksi minyaknya.

Revisi data GDP Kuartal III AS juga menjadi perhatian investor. Di rilis Selasa malam waktu AS, diperkirakan data GDP direvisi ke bawah menjadi 3.3% dari 3.5%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 22.8 poin (-0.44%) ke level 5118.9 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 menciut 5.7 poin (-0.64%) ke level 881.3. meskipun demikian, investor asing mencatatkan Net Buy IDR389.8 miliar.

Indeks saham di Eropa naik, dengan indeks DAX di Jerman memperpanjang kenaikan setelah data memperlihatkan pertumbuhan positif pada ekonomi terbesar di zona euro.

GDP Jerman tumbuh 0.1% di Kuartal III setelah kontraksi 0.1% di Kuartal II, memberi konfirmasi pada perhitungan awal  yang di rilis tanggal 14 November lalu. Secara tahunan, GDP Jerman tumbuh 1.2% di banding periode yang sama tahun 2013.

Indeks saham utama di Wall Street ditutup mixed, dengan DJIA dan S&P 500 melemah, setelah data memperlihatkan ekonomi AS tumbuh 3.9% (YOY), lebih cepat dari estimasi awal 3.3% (YOY), mengimbangi penurunan tak terduga pada data Consumer Confidence Index (CCI) bulan November, indikasi bahwa konsumen merasa kurang optimis terhadap kondisi saat ini dan beberapa bulan ke depan.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Pasar Eropa ditutup cenderung menguat, sementara pasar Amerika ditutup mixed kemarin. Angka Preliminary GDP Amerika tercatat mengalami pertumbuhan di atas estimasi, dan indeks harga rumah yang menunjukkan kenaikan telah menambah optimisme investor global. Sebagian pasar Asia dan Australia dibuka mixed pagi ini, setelah pertemuan OPEC mewacanakan pembatasan kuota produksi minyak. Dari dalam negeri, pasca pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah, DPR kini menyiapkan Hak Interpelasi untuk mempertanyakan kebijakan tersebut. Hal ini berpotensi membawa dampak negatif karena situasi politik dalam negeri diprediksi kembali bergejolak.

Secara teknikal IHSG mengkonfirmasi pola spinning top dengan menutup gap up, Indikator Stochastic masih bergerak melemah dari area jenuh beli serta Momentum dari RSI dan CCI yang terus menurun hingga berpotensi membentuk bearish momentum. Diprediksikan IHSG akan bergerak kembali tertahan hingga melemah diwarnai aksi profit taking dengan range 5065-5125.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top