Indeks saham di Asia turun tipis menjelang rilis data Non-Farm Payrolls AS dan seiring pudarnya sentimen positif dari bank sentral Eropa (ECB) dan bank sentral China (PBOC).

Bank sentral China, People’s Bank Of China (PBOC) memberi konfirmasi telah menyuntik sistem finansial $125.9 miliar (sekitar 769.5 miliar) dalam bentuk pinjaman 3 bulan.

Dalam laporan kebijakan kuartalannya, bank sentral Australia atau Reserve Bank Of Australia (RBA) menyoroti risiko ambruknya pasar properti China dan apresiasi nilai tukar Dollar Australia (AUD) sebagai kunci dari sumber ketidakpastian sehingga pertumbuhan ekonomi diproyeksikan lebih lambat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 46.8 poin (-0.93%) ke level 4987.4 sementara indeks saham Blue Chip LQ-45 kehilangan 10.3 poin (-1.20%) ke level 847.3. Secara mingguan, IHSG dan LQ-45 masing masing anjlok 102.1 poin (-2.01%) dan 20.8 poin (2.39%). Investor asing Jumat lalu menarik IDR183.8 miliar keluar dari pasar saham domestik, membawa total Net Sell asing minggu lalu menjadi IDR182 miliar.

Indeks saham di Eropa melemah setelah ekonomi AS menciptakan lapangan kerja yang lebih sedikit di bulan Oktober dan ketegangan di Ukrania kembali mengkhawatirkan investor.

Menurut data Non-Farm Payrolls, ekonomi AS menambah 214,000 pekerja di bulan Oktober. Meskipun lebih rendah dari estimasi pasar (231,000), penurunan ini menekan Tingkat Pengangguran menjadi 5.8%, terendah dalam 6 tahun, tanda perbaikan di pasar tenaga kerja AS masih terus berlanjut.

Di Eropa sendiri, data Indusrial Production bulan Oktober Jerman tumbuh 1.4% dari bulan sebelumnya, lebih rendah dari ekspektasi 2% sementara kinerja ekspor jauh lebih baik, dengan lompat 5.5% di bulan September, hampir menutupi penurunan 5.8% di bulan Agustus.

Indeks saham utama di Wall Street menguat tipis, cukup untuk mengangkat DJIA dan S&P 500 ke level tertinggi terbaru, dan memperpanjang kenaikan menjadi 3 minggu beruntun.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Pasar Eropa ditutup turun pada akhir pekan kemarin, setelah kembali merebaknya kehawatiran konflik di Ukraina karena tank Rusia dilaporkan telah memasuki perbatasan Ukraina timur. Sementara itu, pasar Amerika ditutup naik setelah tingkat pengangguran menunjukkan penurunan terendah dalam 6 tahun terakhir. Pasar Asia dibuka mixed pagi ini karena masih menantikan angka Inflasi (CPI) China yang diprediksi akan naik 1,6% yoy atau tidak berubah dari bulan sebelumnya. Dari dalam negeri, menjelang kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) untuk wilayak DKI Jakarta tahun 2015, sejumlah ormas dan buruh dikabarkan sedang bersiap untuk kembali berdemo hari ini.

Secara teknikal IHSG break out support kuat dilevel 5000 sekaligus mengkonfirmasi pola double top dengan target penurunan hingga 4895. Indikator stochastic pun bergerak bearish yang cukup melebar dengan momentum bearish dari indikator RSI dan CCI. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung melanjutkan pelemahan dengan range 4940-5000.


0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top