Indeks saham di Asia ditutup mixed cenderung menguat. Dari Hongkong, Indeks utama Hang Seng ditutup menguat 743.9 poin (2.73%) ke level 28.016,3, begitu juga di China daratan, indeks Shanghai ditutup menguat 87.41 poin (2.17%) ke level 4.121,7.

Penyusutan neraca perdagangan China memicu lonjakan indeks, Investor masuk ke pasar saham terdorong spekulasi kinerja buruk perdagangan memaksa bank sentral China mengeluarkan stimulus moneter perdagangan. Badan statistik pemerintah China melaporkan surplus US$3,08 miliar pada neraca Maret 2015 China. Ekspor China pada Maret 2015 15.0% year on year atau turun 14.55% dari US$169,19 miliar pada Februari menjadi US$144,57.

Indeks Nikkei 225 bergerak fluktuatif, setelah pekan lalu Nikkei berhasil mencetak penguatan mingguan terbesar dalam 7-pekan, meninjau data pesanan mesin serta notula rapat Bank of Japan (BoJ). Investor berhati-hati memasuki pasar saham dengan nilai tukar yen yang bertahan di atas level psikologis 120. Indeks Nikkei ditutup melemah 0.17% ke level 19.874,5.

Aliran modal dari luar negeri kembali mendongkrak pergerakan indeks Kospi di saat won melemah tajam. Indeks Kospi ditutup menguat 0,53% ke level 2.098,9. Bursa Korea Selatan masih ramai dengan aksi beli investor asing. Modal senilai 280,62 miliar won masuk ke bursa Korea pada Senin jauh di atas rata-rata 30 hari pada sekitar 95 miliar won.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 43.93 poin (0.80%) ke level 5.447.4. Sedangkan Indeks saham Blue Chip LQ-45 melemah 4.68 poin (0.49%) ke level 948.5. Investor asing mencatatkan Nett Sell sebesar IDR682.4 miliar keluar pasar saham domestik.

Bursa saham Eropa ditutup mixed pada hari Senin, seiring investor berhenti untuk mengambil nafas setelah reli kuat pada pekan lalu. Saham pertambangan, yang pemaparannya berat ke China, adalah penyebab kinerja buruk utama indeks. Penurunan di saham pertambangan telah membebani indeks FTSE 100 yang turun 0.4% ke level 7,064.30. Sementara itu indeks DAX Jerman ditutup melemah 0.3% ke level 12.338,7.

Wall Street mengakhiri rally 3 hari beruntun dan ditutup melemah pada hari Senin, seiring meningkatnya kewaspadaan investor menjelang musim laporan pendapatan kuartalan. DJIA ditutup melemah 80.61 poin (0.45%) ke level 17.977,04, S&P500 juga kehilangan 0,46% terseret kinerja buruk sektor industri. Sementara Nasdaq Composite tergelincir 0,15%.

IHSG diprediksi akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika ditutup turun sedangkan pasar Eropa ditutup mixed. Investor di AS pekan ini masih menunggu laporan keuangan emiten kuartal I yang diperkirakan mengalami penurunan kinerja. Gejolak di Yaman dan Iran membuat kekhawatiran lebih lanjut mengenai harga minyak dunia. Hari ini investor juga masih menunggu data Inflasi Inggris dan penjualan ritel di Amerika. Pasar Asia dibuka flat cenderung menguat. GDP China diprediksi turun. Data ekspor dan surplus neraca perdagangan di China masih jauh dibawah target, sementara itu data ekonomi Jepang mulai menunjukkan pemulihan. Dari dalam negeri, hari ini investor akan menunggu pengumuman BI rate yang diperkirakan bertahan di 7.5%. Bank dunia kembali memperkirakan pertumbuhan Indonesia tahun ini berada dikisaran 5.2% dibawah perkiraan sebelumnya di 5.6%.

Secara teknikal IHSG kembali melemah dan menguji support fractal di level 5435 dan MA50 dilevel 5415. Tingkat fluktuasi IHSG telah sampai pada area lower bollinger bands. Indikator Stochastic masih bergerak melemah dengan Momentum bearish dari RSI yang cukup negatif setelah break out MA14 Momentum. Histogram IHSG melemah hingga pada area negatif dari Indikator RSI. signal trend negatif pun diperlihatkan pada indikator ADX. Sehingga diprediksikan IHSG masih akan bergerak mixed dengan mencoba rebound jangka pendek dengan range pergerakan 5400-5470.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top