Indeks saham di Asia di tutup menguat.  Penguatan sampai awal Maret ini di sebabkan positifnya data-data ekonomi makro yang di rilis pada bulan Februari dan kebijakan monter atau fiskal, selain itu didorong oleh pergerakan bursa saham Amerika dan Eropa yang cukup signifikan.

Indeks saham Tiongkok melanjutkan penguatannya di awal bulan ini. Penguatan dipicu oleh imbas rilis data Manufaktur yang dirilis oleh HSBC serta pemotongan suku bunga oleh bank sentral Tiongkok.

Sebelumnya pada tanggal 28 Februari 2015 PBOC telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.35%. Serta rilis data Indeks PMI Manufaktur Tiongkok bulan Februari meningkat ke posisi 50.7 dari level 49.7 pada bulan Januari. Indeks Manufaktur Tiongkok bulan Februari merupakan yang tercepat sejak bulan Agustus tahun 2014 lalu.

Indeks saham di Jepang ditutup menguat. Indeks Topix naik 1.12 poin (0.07%) ke level 1,524.97, Indeks Nikkei 225 naik 28.94 poin (0.15%) ke level 18,826.88.  Penguatan indeks Jepang di dorong oleh kebijakan stimulus ekonomi China.
    
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 27.54 poin (0.50%) ke level 5.477,8. Sedangkan Indeks saham Blue Chip LQ-45 menguat 6.81 poin (0.72%) ke level 953.7. Investor Asing mencatatkan Nett Buy Sebesar IDR628.8 miliar ke pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa melemah seiring penurunan harga minyak mentah dunia yang kembali menghantam sentimen investor.

Selain itu, investor juga mencari kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung (profit-taking) menjelang pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis dan rilis data penting ekonomi AS (Non-Farm payrolls) pada hari Jumat.

Indeks saham di Wall Street menguat, dengan NASDAQ memecahkan level psikologis 5000 untuk pertama kali sejak Maret 2000.

Investor menyambut gembira rilis data ekonomi AS (ISM Manufacturing Index, Markit Manufacturing PMI, Personal Income) dan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5.35% akhir pekan lalu di China.


IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Pasar Eropa ditutup mixed cenderung melemah sedangkan Pasar Amerika ditutup naik setelah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan besar teknologi di AS, ditambah laba perusahaan yang tumbuh dan berlanjutnya likuiditas dari bank sentral. Investor masih menunggu data pengangguran di Spanyol dan hasil pertemuan The Fed hari ini. Pasar Asia dibuka naik pagi ini, Bank sentral China kembali memangkas suku bunga guna mencegah pelemahan inflasi. Inflasi Jepang yang jauh dari target membuat investor optimis negara tersebut akan memberikan tambahan stimulus. Dari dalam negeri, Deflasi sebesar 0.36% di Februari diperkirakan dapat menjadi dasar untuk kembali turunnya BI Rate ke depannya. Namun investor masih harus mewaspadai pelemahan Rupiah yang sempat menembus 13 ribu per dollar yang dapat menyebabkan kenaikan nilai impor sehingga defisit transaksi berjalan kemungkinan bisa menembus diatas prediksi BI.

Sedangkan secara teknikal, IHSG kembali menguat terkonsolidasi setelah negatif signal terlihat. Indikator stochastic pun kembali bergerak terkonsolidasi setelah sempat dead-cross pada area jenuh beli. Momentum Indikator RSI berada pada area jenuh beli dengan berpotensi bearish reversal signal. Indikator MACD pun terlihat divergent dengan Histogram. Diprediksikan pergerakan IHSG akan bergerak mixed cenderung tertekan dengan range 5425-5500.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top