Indeks saham di Asia di tutup melemah, meskipun demikian bursa saham negara berkembang naik mencapai rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Penguatan bursa negara berkembang dipicu oleh sentimen positif testimoni Ketua The Fed Janet Yellen. Dalam pidatonya, Yellen mengatakan belum akan menaikkan suku bunga AS dalam waktu dekat. Inilah kemudian yang membuat bursa saham dan mata uang sejumlah negara berkembang menguat.

Data PDB Hong Kong sedikit melambat 2,3% pada tahun 2014, turun dari 2,9% tahun sebelumnya. Kepala keuangan Hong Kong John Tsang mengatakan dalam pidatonya ekonomi Hong Kong akan memperluas 1% - 3% pada 2015. Pertumbuhan akan berasal dari permintaan domestik sebagai dolar AS yang lebih kuat menempatkan tekanan pada ekspor Hong Kong.

Data manufacturing China naik menjadi 50,1 pada bulan Februari dibandingkan dengan 49,7 pada bulan Januari. Angka tersebut hanya sedikit lebih baik dari yang diharapkan, menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dan dapat memberikan beberapa dorongan untuk harga minyak mentah dalam jangka pendek, tapi tidak dalam jangka panjang,

Bursa saham Tokyo di tutup melemah, Indeks Nikkei 225 kehilangan 18.28 poin (0.10%) ke level 18,585.20, sedangkan indeks Topix turun 0,66 poin (0.04%) ke level 1,507.62. Penurunan dikarenakan investor mengunci keuntungan setelah kenaikan lima hari beruntun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik dengan mencatatkan rekor tertinggi sebesar 27.80 poin (0.51%) ke level 5,445.1. Sedangkan Indeks saham Blue Chip LQ-45 menguat 6.37 poin (0.67%) ke level 950.8. Investor Asing mencatatkan Nett Buy Sebesar IDR793.4 Miliar ke pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa turun dan menghentikan trend kenaikan selama 6 hari beruntun.

Di pasar obligasi, Pemerintah Jerman melelang SUN 5 tahun dengan imbal hasil (yield) negatif untuk pertama kalinya. Artinya, investor membayar Pemerintah Jerman untuk meminjam uang dari mereka untuk jangka waktu 5 tahun. Lelang ini terjadi sebelum bank sentral Eropa (ECB) bulan depan mulai melaksanakan program pembelian aset senilai 60 juta Euro setiap bulan.

Indeks saham di Wall Street berakhir hampir tidak berubah. Namun DJIA masih sempat mencatatkan kenaikan tipis sehingga ditutup pada rekor level penutupan tertinggi.

IHSG diprediksi akan bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup mixed cenderung melemah. Keputusan The Fed yang belum menaikkan suku bunga saat ini masih menjadi katalis porsitif, namun laporan keuangan emiten di AS menunjukkan hasil yang bervariasi. Menkeu zona euro sudah menyetujui proposal reformasi Yunani dan menunggu negara tersebut untuk menjalankan kewajibannya. Hari ini investor masih menunggu data inflasi, klaim pengangguran, dan pesanan barang tahan lama di AS, serta GDP Inggris. Pasar Asia dibuka mixed pagi ini, China siap memberikan stimulus properti jika ekonomi masih melemah. Dari dalam negeri, pengusaha migas mendapat kelonggaran dalam pelaporan PBB. Sementara pada bulan Februari diperkirakan akan kembali mengalami deflasi.

Secara teknikal IHSG kembali melesat hingga rekor tertinggi baru namun tingkat fluktuasinya sudah cukup tinggi dan rawan terjadi protig taking. Indikator stochastic menjenuh diarea jenuh beli dan Momentum RS I serta CCI yang terus bergerak tertekan diarea overbought. Diperikirakan IHSG akan bergerak mixed mewaspadai aksi profit taking dengan range pergerakan  5400-5448.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top