Indeks saham di Asia menguat dengan indeks saham di Tokyo, Shanghai dan Seoul mencatatkan level penutupan tertinggi karena investor fokud pada sejumlah pertemuan bank sentral (Bank Of Japan, Federal Reserve, Bank Indonesia).

Seperti yang sudah diduga, Bank Of Japan (BOJ) memegang teguh janjinya untuk meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 80 triliun Yen (US$659 miliar) setiap tahun melalui pembelian obligasi pemerintah Jepang dan aset berisiko tinggi.

Namun para pengamat masih mendesak untuk di keluarkannya langkah lebih lanjut untuk menghadapi penurunan laju inflasi.

Di luar kawasan Asia, Federal Open Market Committee (FOMC) melakukan pertemuan selama 2 hari dan investor akan memperhatikan apakah bank sentral AS akan menghapus kata ”sabar” (patient) dari pernyataan persnya dan membuka jalan bagi kenaikan suku bunga tahun ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 3.88 poin (0.07%) ke level 5,439.1 sementara indeks Blue Chip LQ-45ditutup hampir tidak berubah, turun 0.53 poin  (-0.06%) ke level 945. Investor asing menarik IDR683 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Indeks saham di Eropa turun dipicu kekecewaan atas data ekonomi German. ZEW Economic Sentiment Index Jerman mencatatkan kenaikan selama 5 bulan beruntun ke level 54.8 di bulan Maret dari level 53.0 di bulan Februari.

Ini memberi indikasi bahwa pemulihan ekonomi masih  mengumpulkan momentum, namun kenaikan yang lebih rendah dari ekspektasi ini juga memberi indikasi adaanya risiko yang di gadapi ekonomi Jerman baik dari dalam zona Euro maupun dari luar.

Indeks saham di Wall Street secara umum melemah, dengan DJIA mengalami penurunan lebih dari 100 poin.

Investor menunggu dengan cemas hasil pertemuan FOMC, dengan konsensus bahwa bank sentral AS akan membuka jalan untuk kenaikan suku bunga pertengahan tahun ini dengan menghapus kata “sabar” (patient) dari pernyataan kebijakannya.

IHSG diprediksi akan bergerak mixed cenderung melemah. Perhatian investor hari ini terfokus pada keputusan The Fed mengenai suku bunga acuan dan kebijakan moneter. Sedangkan dari dalam negeri, Pemerintah segera merealisasikan paket kebijakan pengamanan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan nilai tukar rupiah. Akan tetapi, CAD dan Rupiah masih rawan ancaman dari defisit neraca perdagangan jasa yang berpotensi membesar tahun ini.

Secara teknikal IHSG meskipun menguat tapi membentuk bearish candle. Indikasi pergerakan mixed sehingga membentuk trend sideways jangka pendek cukup terlihat. Indikator stochastic masih bergerak menguat dari area oversold namun Bearish momentum dari RSI masih sangat terasa. Sehingga diprediksikan IHSG akan bergerak kembali mixed cenderung menguat terbatas dengan range pergerakan 5395-5460.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top