Indeks saham di Asia di tutup mixed cenderung melemah. Bursa saham China ditutup melemah setelah Pemerintah China menurunkan target pertumbuhan ekonomi ke level terendah dalam 15 tahun. Target pertumbuhan ekonomi pada level 7% turun dari tahun lalu yang sebesar 7.5%.

Indeks saham Hang Seng melemah 272.34 poin (1.11%) ke level 24.193,34, sedangkan Shanghai Index melemah 31.06 poin (0.95%) ke level 3.248,48. Berbeda dengan dua indeks utama, Shenzhen Composite justru berhasil menguat kecil meski cenderung flat. Penguatan terjadi karena ada kabar pemerintah segera menggabungkan operasional bursa Shenzhen dan Hong Kong dalam sebuah program uji coba.

Indeks saham di Tokyo ditutup menguat karena aksi ambil untung lebih dari terimbang aksi pembelian baru di tengah harapan harga-harga mendatang akan lebih tinggi. Indeks Nikkei 225 ditutup naik 48.24 poin (0.26%) ke level 18.751,84, begitu juga dengan Index Topix yang naik 6.71 poin (0.44%) ke level 1.523,72.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis sebesar 2.9  poin (0.05%) ke level 5.450,9. Indeks saham Blue Chip LQ-45 naik 0.1 poin (0.01%) ke level 946.6. Investor Asing mencatatkan Nett Sell Sebesar IDR208.2 miliar keluar dari pasar saham domestik.

Mayoritas saham Wall Street ditutup positif pada perdagangan terakhirnya. S&P 500 naik 0,12% menjadi 2.101,04, sedangkan DJIA naik 0,21% menjadi 18.135,72 dan Nasdaq naik 0,32%. Aksi akuisisi emiten menjadi pendorong laju bursa saham AS, namun investor masih cenderung wait and see, tercermin dari rendahnya volume perdagangan yang hanya mencapai 5,8 miliar saham, atau terendah sejak 2 Januari lalu.

Sejumlah data makro AS dirilis kurang memuaskan, seperti initial jobless claims yang tercatat lebih buruk dari estimasi dan adanya potensi minyak kembali melemah hingga $30-40 per barrel karena penuhnya tempat penyimpanan minyak di AS. Di samping itu, data tenaga kerja AS yang akan dirilis malam ini juga menjadi petunjuk arah kebijakan moneter AS.

Bursa Eropa berakhir di zona positif, setelah ECB menyatakan akan mulai membeli obligasi pada Senin yang akan datang. Draghi memberi sinyal bahwa bank sentral Eropa sangat yakin kebijakan tersebut akan berhasil dalam mengatasi deflasi. Selain itu, revisi ECB mengenai pertumbuhan GDP Eropa juga menjadi katalis positif bagi bursa Eropa.


IHSG diprediksi akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup naik setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan akan membeli obligasi 1.1 triliun euro mulai pekan depan. ECB juga menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk 19 negara zona euro. Namun investor masih menunggu data nonfarm payroll untuk melihat arah kebijakan The Fed kedepannya setelah data klaim pengangguran yang masih dibawah estimasi. GDP Euro kuartal IV diperkirakan naik 0.1%. Pasar Asia dibuka naik pagi ini. Penurunan target pertumbuhan ekonomi china yang paling rendah dalam 15 tahun membuat Bank Sentral China semakin kuat melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Dari dalam negeri, Rupiah yang telah menembus 13000 per 1 Dollar AS harus segera ditangani pemerintah dan BI dengan menjaga inflasi, menekan defisit neraca perdagangan dan menjaga pelemahan rupiah maksimal di Rp 13750.

Sedangkan secara teknikal, IHSG terkonsolidasi dengan membentuk bearish candlestick meskipun pada hari ini ditutup menguat tipis. Hal ini menunjukan belum adanya potensi rebound serius yg dialami IHSG. Indikator Stochastic melanjutkan pergerakan melemah dari area jenuh beli dan Momentum RSI yang terus bergerak bearish. Diprediksikan IHSG masih akan bergerak tertekan dengan range pergerakan 5415-5480.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top