Indeks saham di Asia di tutup mixed karena ketidakpastian Yunani. Riset PBOC memperkirakan China akan menghadapi risiko deflasi karena permintaan domestik yang lemah terus menghambat pertumbuhan ekonomi.  Ekonomi China diperkirakan tumbuh sekitar 7.1% pada tahun 2015, dengan inflasi konsumen naik 1.8%.

Bursa Jepang di tutup pada level tertinggi sejak 2007, seiring pasar perdagangan dibuka kembali pasca liburan dimana mata uang yen melemah dan setelah data menunjukkan pesanan mesin melonjak.

Tingkat pengangguran Australia naik tajam pada bulan Januari, tingkat pengangguran naik ke yang lebih tinggi dari yang diperkirakan 6,4% dari 6,1% pada bulan Desember. Para ekonom mengharapkan tingkat 6,2% pada bulan Januari.

Dari Jerman, Indeks Harga konsumen turun jauh ke dalam wilayah negatif pada bulan Januari untuk pertama kalinya dalam lebih dari 5 tahun, didorong terutama oleh harga minyak turun tajam. Indeks Harga konsumen turun -1.1% (YoY) dan -0.4% (MoM) di bulan Januari.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tutup naik 6.89 poin (0.13%) ke level 5,343..4, Indeks saham Blue Chip LQ-45 naik 2.76 poin (0.3%) ke level 928.9. Investor asing mencatatkan Nett Buy sebesar IDR 942.2 miliar ke pasar saham domestik.

Bursa Eropa ditutup positif, meskipun pertemuan Yunani-Eropa menemui jalan buntu dan pembicaraan akan dilanjutkan Senin (16/2) mendatang.

Wall Street juga ditutup menguat karena terdongkrak optimisme gencatan senjata di Ukraina. Bursa AS juga terdorong oleh kenaikan keuntungan Cisco Systems Inc dan TripAdvisor Inc. DJIA menguat 0,62% atau 110,24 poin ke 17.972,38 dan S&P 500 menguat 0,96% atau 19,95 poin ke 2.088,48.

Meskipun demikian, penguatan US Dollar yang signifikan dikhawatirkan akan membuat bursa AS mengalami bubble. Menurut data Bloomberg, US Dollar index (DXY) telah menguat hampir 13% di 2014 dan mencapai 4% YTD.

IHSG diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Pasar Amerika dan Eropa ditutup naik seiring dengan kesepakatan gencatan senjata di Ukraina sementara pembahasan mengenai kondisi utang Yunani masih berlanjut sampai memperoleh kesepakatan. Penjualan retail dan tingkat penganguran di AS masih cukup tinggi. Inggris berpeluang defisit menjelang pemilu di negara tersebut. Data yang bisa dicermati hari ini yaitu GDP Euro yoy yang diperkirakan tidak berubah. Pasar Asia dibuka naik pagi ini. Dari dalam negeri, kegagalan kesepakatan Yunani membuat Rupiah melemah menembus Rp 12.800 per dolar AS, namun investor berharap rupiah bisa kembali menguat seiring akan di resmikannya RAPBN-P 2015 hari ini.

Sedangkan secara teknikal, IHSG kembali terkonsolidasi dengan membentuk seperti doji yang menyerupai hanging man. Indikator Stochastic masih bergerak bearish dengan momentum RSI yang flat pada area dekat overbought. Indikator ADX mendeteksi adanya bearish trend jangka pendek dan Histogram MACD yang tersu melemah pada saat signal line dan MACD line yang tinggi. Diprediksikan IHSG masih akan bergerak mixed cenderung tertekan dengan range pergerakan 5300-5365.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top