Indeks saham di Asia di tutup mixed.  Bursa Saham di Tiongkok tertekan karena data yang dikeluarkan oleh HSBC mengenai sektor jasa, yang menunjukan perlambatan di bulan Januari yang menjadi 51.8 basis poin, di bandingkan dengan bulan sebelumnya adalah 53.4 basis poin. Data ini masih  di bawah ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 53.21 basis poin.

Turunnya kinerja ini pasca berkurangnya bisnis setelah bulan November lalu mencapai rekor bisnis terbanyak dalam dua setengah tahun. Untuk output perusahaan sektor jasa bulan Januari lalu melambat dari raihan tertinggi  pada bulan Oktober lalu.  Namun meskipun output berkurang dan bisnis juga lesu, tingkat tenaga kerja meningkat  dan tingkat penciptaan lapangan kerja bertambah cepat ke tingkat lebih dari satu setengah tahun.

Kurs Yuan mengalami penguatan paling besar dalam seminggu, setelah Bank Sentral China mendorong suku bunga acuannya. Ini menjadi sinyal pengetatan mata uang untuk mendorong perdagangan.

Indeks Topix Jepang menguat 1,8%. Kenaikan ini menjadi yang pertama kali dalam tiga hari terakhir. Saham UFJ Financial Group Inc naik 5,2%, terbesar sejak Juni 2013 setelah bank terbesar di Jepang itu melaporkan kenaikan laba 36% yang tidak terduga pada kuartal III.

IHSG ditutup menguat 0,45% atau 23,57 poin di 5.315,25 dan indeks LQ45 juga ditutup menguat 0,74% menjadi 920,35. Terjadi Net Buy sebesar Rp1,43 triliun. Penguatan IHSG dipimpin oleh sektor infrastruktur dan keuangan.

Wall Street ditutup mixed cenderung melemah, S&P500 turun sebesar 0,4% menjadi 4.041,38 setelah reli selama dua hari yang terbesar selama hampir satu bulan ini. Penurunan indeks terjadi karena adanya kekhawatiran akan utang Yunani dan penurunan harga minyak.  Saham-saham di Wall Street berjatuhan 30 menit sebelum perdagangan berakhir karena Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan akan mengabaikan utang Pemerintah Yunani sebagai jaminan.

Bursa Eropa ditutup menguat di tengah sentimen negatif mengenai negosiasi utang Yunani. Penguatan disebabkan oleh dirilisnya data-data makro Eropa yang cukup positif, seperti PMI dan retail sales.

Secara teknikal IHSG berpotensi membentuk pola evening star setelah sempat pulled back pada upper bollinger bands dan mencapai target ideal dari wave D dari AB=CD pattern. Indikator stochastic kembali konsolidasi dengan diringi momentum yang cukup tingg dari indikator RSI dan CCI. Indikasi tersebut merupakan signal cukup negatif untuk outlook pergerakan IHSG mendatang yang sangat rawan aksi profit taking hingga terkoreksi. Diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung melemah dengan range pergerakan 5250-5335.

0 comments:

Post a Comment

 
Terasbursa.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top